TRAVENTURE
TRAvel-adVENTURE
Labels
Thursday, September 1, 2016
Wednesday, March 16, 2016
Sunday, January 3, 2016
Saturday, January 2, 2016
The Strand
Salah
satu tempat hiburan yang dapat didatangi di kota Townsville adalah The Strand.
Pantai yang terletak sangat dekat dengan pusat kota Townsville ini merupakan
salah satu tempat favorit bagi warga lokal maupun pendatang untuk menghabiskan
liburan di akhir pekan. Tidak mau ketinggalan, pagi ini saya memutuskan untuk
menikmati lokasi tersebut sambil menikmati waktu luang saya, sebut saja “Me
time”. Setelah memarkirkan sepeda di salah satu pusat perbelanjaan, saya menaiki bus bernomor 200 dari Stockland menuju Ferry Terminal. Jarak yang tidak terlalu jauh,
kira-kira menghabiskan waktu setengah jam, membuat lokasi ini sangat mudah
dijangkau.
Tulisan Townsville di halte Stockland |
Setibanya
di ferry terminal, saya berjalan kaki menuju Anzac Memorial Park, salah satu
taman yang dibangun untuk mengenang para pahlawan Australia yang tewas pada
saat Perang Dunia II. Terdapat sebuah monumen dengan tulisan nama-nama para
tentara yang tewas pada saat itu. Tidak jauh dari tempat tersebut, terdapat
pula North Queensland Garden of Remembrance, yang berisikan pilar-pilar dengan
tulisan nama-nama para tentara yang sudah tewas.
Untuk mengenang para tentara yang tewas |
Anzac Memorial Park |
Setelah
mendokumentasikan beberapa gambar yang menarik, saya melanjutkan perjalanan
menuju pantai The Strand. Saya memutuskan untuk berjalan dipinggir pantai
sambil menikmati deburan ombak yang menyentuh kaki saya. Berbagai macam
fasilitas disediakan di sepanjang pantai, dari tempat bermain anak-anak, kolam
renang, barbeque-an, taman-taman untuk piknik serta jalur pedestrian yang
sangat nyaman apabila kita tidak ingin berjalan langsung dipinggir pantai.
pantai The Strand |
Setelah
berjalan sekitar 20 menit, akhirnya saya menemukan satu spot yang tepat untuk
menikmati ‘Me time’ saya. Di bawah sebatang pohon kelapa, saya menggelar kain
bali yang telah saya siapkan dari kosan, dan dengan bekal roti yang saya bawa akhirnya
saya memutuskan untuk membaca novel dan menikmati pemandangan laut yang
terbentang indah di depan mata saya. Sungguh salah satu cara yang tepat untuk
menikmati waktu luang setelah sehari sebelumnya dihantui oleh tugas-tugas yang
menumpuk.
Me Time |
Friday, December 25, 2015
Berkunjung ke Hamparan Pasir Putih Terpanjang di Whitsunday Islands
Pantai
Whitehaven atau yang biasa dikenal dengan Whitehaven Beach adalah pantai
terbesar dari 74 pulau di Whitsundays. Pantai ini membentang lebih dari 7 km
dan sangat terkenal dengan pasir putihnya. Dari pantai-pantai yang saya
kunjungi di Australia, pantai inilah yang memiliki pasir sangat jernih. Ketika
memegang pasir ini, serasa seperti meletakkan gula pasir halus ditangan kita.
Putihnya pasir di Whitehaven Beach ini berasal dari silica yang diyakini telah
terbawa ke pantai oleh arus laut lebih dari beberapa juta tahun yang lalu.
Tidak seperti pasir pada umumnya, pasir di
pantai ini tidak menahan panas sehingga akan sangat nyaman ketika kita ingin
berjalan-jalan tanpa menggunakan alas kaki meskipun saat panas terik. Karena
keindahannya, Whitehaven Beach dinobatkan sebagai pantai terbaik se-Pasifik
Selatan oleh TripAdvisor Traveller’s Choice Awards.
Pasir putih yang sangat halus |
Whitehaven Beach |
Tounge Point Lookout |
Pemandangan Hill Inlet dari Tounge Point Lookout |
Salah satu operator yang mendapatkan izin adalah
Ocean rafting, operator yang saya dan teman-teman gunakan pada saat berkunjung
kesana. Bertolak dari Airlie Beach, boat ini membawa kami sekitar 45 menit
menuju lokasi. Selain melihat pantai, kami juga diajak untuk snorkelingan di
dua lokasi di Pulau Whitsunday. Ada banyak pilihan paket yang ditawarkan
apabila kita ingin berkunjung ke Whitehaven Beach. Kita dapat menggunakan jenis
kapal feri, boat, hingga yacths mewah sekalipun tergantung dengan budget yang
dimiliki. Selain itu armada seperti helikopter serta pesawat kecil juga
disediakan apabila kita ingin melihat Whitehaven Beach dari udara. Apabila anda
berkunjung ke Australia, sempatkan diri anda untuk berkunjung ke pantai indah
yang terletak di daerah Queensland ini.
Whitsunday Island |
Thursday, December 24, 2015
Saturday, January 3, 2015
Kisah Ekspedisi dari Halmahera Selatan
Kembali ke tahun 2011, cerita mengenai sebuah perjalanan menuju timur Indonesia yang kembali dilakukan oleh anggota FDC-IPB. Kali ini Halmahera Selatan menjadi daerah tujuan FDC untuk melakukan monitoring terumbu karang, kondisi sosial ekonomi serta pendidikan lingkungan hidup kepada masyarakat di Pulau Kayoa dan Pulau Guraici. Serangkaian kegiatan ini merupakan bagian dari Ekspedisi Zooxanthellae XI.
Seperti ekspedisi sebelumnya, selalu ada tim jangkar sebagai tim pendahulu. Kali ini yang bertugas sebagai tim jangkar adalah Hedra, Ali dan Ade. Sedangkan 22 anggota lainnya menyusul beberapa hari setelahnya dengan menggunakan 2 maskapai penerbangan. Selain anggota FDC, ekspedisi kali ini juga dibantu oleh Bang Firman, seorang dive master dari Ternate, beberapa mahasiswa dari Universitas Khairun, serta Kak Kia dan Mas Christo dari tim Metro Expedition.
Setibanya di Ternate, tim ekspedisi dibagi menjadi 2 tujuan. Satu tim berangkat menuju Pulau Bacan terlebih dahulu dan satu tim lagi langsung menuju Pulau Guraici.
![]() |
Sebelum keberangkatan menuju Ternate |
Saya bersama iqbal sebagai tim sosek beserta ade dan nabil sebagai tim dokumentasi mendapat tugas untuk mencari informasi ke Pulau Bacan. Di pulau inilah terletak kota Labuha, ibu kota Kabupaten Halmahera Selatan. Kami berempat bergerak dari pelabuhan Bastiong (Ternate) dengan menaiki kapal ferry menuju pelabuhan Bacang, Labuha dengan waktu tempuh 8-10 jam. Selama 2 hari kami mencari informasi ke kantor bupati, DKP serta TPI yang ada di pulau tersebut. Setelah data cukup terkumpul, kami melanjutkan perjalanan menggunakan kapal boat menuju Pulau Lelei, Guraici untuk berkumpul bersama tim lainnya yang sudah mulai melakukan pengambilan data bawah air.
Hasil tangkapan nelayan di TPI Panambuang, Pulau Bacan |
Selain melakukan pendataan sosial ekonomi penduduk, saya juga berkesempatan untuk melakukan pengambilan data benthos di site Barat Gunange. Meskipun hanya sempat sekali menyelam, paling tidak saya sudah merasakan bawah lautnya Halmahera Selatan. Dan beruntungnya lagi, setelah selesai penyelaman, kami berhenti sejenak di Pulau Gunange dan tepat pada saat itu beberapa warga sedang membuat roti sagu secara tradisional. Alhasil pulang ke penginapan kami membawa pulang oleh-oleh berupa roti sagu dan mangga yang dipetik langsung di Pulau Gunange.
Pengambilan data benthos |
Berpose saat safety stop |
Kegiatan terakhir dan tidak kalah pentingnya dengan pengambilan data ekspedisi ini adalah memberikan materi lingkungan hidup kepada siswa siswi di beberapa SD, SMP serta SMA yang terletak di Guraici dan Kayoa. Memberikan sedikit pengetahuan mengenai karang, kemudian cara melakukan transplantasi karang serta saling tukar pendapat mengenai pentingnya lingkungan laut merupakan salah satu cara untuk menyadarkan generasi muda di pesisir untuk lebih mencintai dan mampu menjaga laut yang ada di depan mata mereka.
Pendidikan lingkungan hidup di SMA 1 Lelei |
Subscribe to:
Posts (Atom)